Kamis, 05 Februari 2015

kerajinan anyaman

                                KERAJINAN ANYAMAN  

A.  PENGERTIAN KEGIATAN ANYAMAN
Sebelum kita  membahas lebih dalam mengenai kerajinan anyaman, kita harus tahu terlebih dahulu pengertian dari anyaman itu sendiri.
            Anyaman merupakan suatu kegiatan keterampilan masyarakat dalam membuat barang atau benda dengan cara atau teknik susup menyusup antara lungsi dan pakan.
Lungsi merupakan pita atau daun anyaman yang tegak lurus dengan si penganyam, sedangkan pakan merupakan pita atau daun anyaman yang disilangkan atau disusupkan pada lungsi., untuk lebih jelas memahami pengertian dari lungsi dan pakan dapat dilihat dari gambar di bawah ini:
8









7








6








5








4








3








2








1









A
B
C
D
E
F
G
H
lungsi

            Dari gambar di atas dapat dilihat lungsi ditunjukan dengan huruf A-H yang posisinya tegak lurus dengan si penganyam, sedangkan pakan ditunjukan dengan angka 1-8 yang berupa pita (berwarna hijau) yang disusupkan pada lungsi.
            Kegiatan anyaman sudah ada sejak zaman nenek moyang kita, sehingga kegiatan ini wajib kita lestarikan. Selain sebagai peninggalan seni kegiatan anyaman ini merupakan mata pencaharian ataupun sebagai usaha sambilan yang hasilnya cukup menjanjikan, selain dapat keuntungan dari kegiatan usahanya secara tidak langsung kita telah menjaga warisan dari nenek moyang kita agar tetap hidup.
            Perkembangan kerajinan anyaman itu sendiri asal mulanya merupakan suatu kegiatan usaha ekonomi dalam pembuatan anyaman yang dikembangkan oleh sebagian masyarakat Indonesia dengan cara menitikberatkan pada keahlian tangan yang dimiliki, yang bertujuan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari masyarakat.
Untuk mencukupi kebutuhan masyarakat tersebut dapat dicapai dengan sistem kerja kelompok dan mendirikan industry anyaman di tempat yang mempunyai fasilitas baik dan membawa keuntungan.

            Adapun fungsi utama dari barang kerajinan anyaman adalah barang jadi yang dapat digunakan langsung oleh masyarakat. Hal ini sangat erat hubungannya dengan pengadaan bahan baku, bahan pembantu, dan peralatan, yang semua itu berkaitan erat dengan perkembangan teknologi maupun penemuan baru yang akan mencukupi kebutuhan masyarakat.
Kerajinan anyaman yang memilika ciri khas perlu dipertahankan kelangsungan hidupnya, mengingat banyak kekayaan alam berupa tumbuh-tumbuhan yang dapatdiproses atau dijadikan sebagai bahan baku  pembuatan anyaman. Hasil anyaman yangdiarahkan pada barang jadi pada dasarnya  dapat digolongkan menjadi beberapa macam, diantaranya:
1.      Anyaman dasar atau polos
2.      Anyaman bervariasi
3.      Anyaman runtug
4.      Anyaman membelit,dsb.
Hasil anyaman yang dapat dipakai sehari-hari untuk masyarakat, diantaranya:
1.      Barang-arang untuk keperluan alat rumah tangga
2.      Barang-barang untukkeperluan alat dapur
3.      Barang-barang untuk keperluan alat hias,seperti hiasan pada dinding,dll.



B.  BAHAN KERAJINAN ANYAMAN
            Sebelum mengerjakan kegiatan anyaman, seorang pengrajin secara teoritis harus mengetahui tentang sifat dan kapasitas bahan yang akan digunakan. Untuk membuat barang anyaman diperlukan beberapa macam bahan, yakni bahan pokook dan bahan pembantu serta peralatan yang akan digunakan.
1.    Bahan pokok,dapat dibagimenjadi dua macam,yaitu:
a.    Bahan alam, terdiri dari:
1)   Jenis daun
2)   Jenis batang
3)   Jenis sulun (pohon menjalar)
4)   Jenis kulit buah
b.    Bahan sintetis, terdiri dari:
1)   Bahan asri (asli) berupa kulit binatang
2)   Bahan buatan, berupa plastic, karet, kain, kertas, jenis kulit mitasi,dsb.
2.    Bahan pembantu, yang terdiri dari:
a.    Pemaku
b.    Pengikat
c.    Perekat

a.       Bahan Alam berupa daun, seperti daun pandan, mendong, daun gebang, daun siwalan/lontar/bambu, dan daun rami.
1)      Daun Pandan
Daun pandan merupakan bahan kerajinan anyaman yang dapat  digunakan untuk membuat benda-benda kerajinan sampai pada kerajinan yang mepunyai nilai seni yang cukup tinggi serta dapat pula menjadi sumber penghasilan. Pandan yang terdapat di Indonesia banyak sekali macamnya dan setiap pandan itu memiliki ciri-ciri tersendiri, misalnya pandan duri dan pandan wangi.
Pandan duri yang dapat digunakan untuk bahan nayaman memiliki ciri-ciri seperti durinya panjang dan tajam, daunnya agak keras dengan duri yang jarang dan besar-besar.
Macam-macam pandan duri yang dapat digunakan sebagai bahan kerajinan anyaman, diataranya:
a)    Pandan Semak
pandan semak terdapat di Indonesia khususnya di daerah Priangan Tangerang, dan Sumatera Barat. Ditiap daerah memiliki nama-nama tersendiri, seperti nama Pandan Samak di daerah Sunda, Pandan Cucuk di daerah Banten, PandanKapur/Pandan Putih di daerah Tangerang,dsb. Pandan ini kasar dan tumbuh di semak-semak.
b)   Pandan Jaksi
Jenis pandan ini terdapat di Tasikmalaya Jawa Barat, dan sangat baik dijadikan bahan untuk kerajinan anyaman karena daunnya memiliki tekstur yang lembut dan lemas serta warnanya putih. Pandan ini biasa tumbuh di tanah yang kosong, kebun-kebun, pinggir-pinggir sungai,dsb. Jenis pandan ini tidak memiliki biji, sehingga cara memperbanyak tanaman jaksi ini dilakukan dengan cara menanam tunas-tunas yang tumbuh menggantung pada akarnya
c)    Pandan Sari
Pandan Sari banyak tumbuh di daerah Jawa Barat dan Jawa Tengah, daunnya memiliki duri yang halus dan teksturnya tidak keras.
d)   Pandan Laut
Jenis pandan ini banyak tumbuh dipesisir pantai. Pandan ini tumbuh secara liar sehingga tidak ada pemeliharaan yang khusus, selain itu pandan ini juga memiliki tekstur yang agak kasar.
e)    Pandan Batok
Pandan ini banyak tumbuh di daerah panas seperti di daerah Blora dan memiliki duri yang keras.
f)    Pandan Jaran
Pandan ini banyak tumbuh di daerah Kedu, digunakan untuk bahan anyaman yang kasar karena daunnya memiliki tekstur yang getas dan rapuh.


g)   Pandan Rengseng
Pandan ini banyak tumbuh di daerah Bogor, memilki daun yang kecil dan lebih pendek dari pandan jaksi. Pada umumnya digunakan untuk peahen erosi dan banyak ditanam di tanah yang miring.

v Cara Menanam Pandan
 Meskipun tergolong tanaman liar, namun pandan dapat juga dibudidayakan dengan cara sebagai berikut:
a.    Buat lubang pada tanah terlebih dahulu dengan ukuran panjang 25cm, lebar 20cm, kedalaman 15cm dengan jarak 3/4m dari setiap lubang. Pemberian jarak tanam ini dimaksudkan agar pandan dapat tumbuh dengan baik, dan juga akan mempermudah dalam proses pemanenan.
b.    Ambil bibit yang baik dari pandan yang tumbuh liar dan yang sudah besar pohonnya,
c.    bibit/tunas yang memiliki akar yang menggantung tersebut dipotong dan ditanam pada lubang yang telah disiapkan sebelumnya.

v Cara Pengolahan Pandan
Adapun pengolahan daun pandan ini dapat dilakukan dengan cara:
1.    Daun pandan dipotong
2.    Diirat (dihilangkan durinya), alat untuk mengirat daun pandan disebut suakan
3.    Direbus
4.    Direndam
5.    Dijemur
6.    Dianyam

2)   Daun Gebang
Pohon gebang merupakan pohon yang sejenis dengan pohon kelapa, siwalan ataupun lontar, tetapi daunnya sama dengan pohon palm panama. Pohon gebang banyak tumbuh  di dataran rendah seperti di Sentolo,Yogyakarta Barat, sehingga masyarakat Sentolo banyak menghasilkan kerajinan tenun menggunakan bahan dari gebang. Selain itu lidinya dapat juga dijadikan kerajinan tangan. Tanaman gebang dapat dipotong daunnya setelah usianya mencapai 10-15 tahun. Daun gebang dan lidinya dapat dimanfaatkan sebagai bagan sistem tenun gendong, macam-macam rege bentuk teruntum, tempat buah-buahan, dsb.

Pengolahan gebang dari mulaipenanaman sampai daunnya dapat dipotong setelah mencapai umur 7-10 tahun. Memotong daun gebang memiliki tehnik tersendiri agar nantinya tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan yang selanjutnya,yakni dengan cara memotong separuh (setengahnya) saja. Jika pemotongan dilakukan seenaknya tentu akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dari tanaman itu sendiri dan juga tanaman gebang akan mudah rusak. Sesudah lapisan daun gebang itu membelah antara lapisan dalam dan lapisan luar, maka dua bagian tersebut dapat memperoleh dua lapis daun, yaitu lapisan dalam dan lapisan luar.
a)    Lapisan Luar
Dalam pencapaiannya diserut menggunakan pisau yang tidak tajam, maksudnya untuk melepaskan kulit daun dengan dagingnya. Selanjutnya direndam pada air biasa untuk menghilangkan zat-zat yang terdapat pada daun tersebut.
b)   Lapisan/Kulit Dalam
Bagian kulit dalam ini langsung direndam selama 5-6 jam, selanjutnya kulit yang sudah direndam diserut/dihaluskan. tahap ini merupakan pengolahan barang mentah menjadi barang setengah jadi yang selanjutnya dijemur sampai kering dan setelah kering daun gebang ini disobeki sesuai dengan kebutuhan. Dua bagian daun tersebut  dapat dibedakan menjadi
ü Lapisan/kulit luar yang disebut agel kasar
ü Lapisan/kulit dalam yang disebut agel halus

b.    Bahan Alam Berupa Batang
Bambu termasuk kedalam suku graminse/ rumput-rumputan yang tumbuh berumpun-rumpun dan banyak terdapat di dataran rendah hingga pegunungan.
Batang-batang bambu terdiri dari serat-serat lurus memanjang yang membentuk batang dan beruas-ruas serta berlubang-lubang.
Ditinjau dari kegunaannya bambu dapat digolongkan menjadi beberapa penggunaan, yaitu:
1)   Untuk keperluan bangunan rumah
2)   Untuk kegiatan industry
3)   Untuk bahan kerajinan
4)   Untuk hiasan, dsb.
Selain di Indonesia bambu juga dapat kita temui di beberapa Negara lain seperti di India, Malaysia, Filipina, Cina, Jepang dan Taiwan.
Macam-macam bambu yang tumbuh di Indonesia:
1)   Bambu Tali/Apus
Bambu ini sangat penting ditanam oleh rakyat, sebab daya gunaya sangat banyak dari mulai keperluan alat rumah tangga sampai kerajinan tangan karena mempunyai daya lenting yang tinggi.
Sifat bambu tali yang masih muda/basah warnanya hijau dan tidak keras, tetapi apabilasudah kering warnanya berubah menjadi putih kekuning-kuningan, liat (tidak mudah putus) dan sangat cocok untuk bahan kerajinan.
2)   Bambu Hitam/Wulung
Jenis bambu ini banyak tumbuh di Pulau Jawa, digunakan sebagai bahan anyaman, tetapi hanya  bagian luarnya atau kulitnya yang baik untuk anyaman,kalau bagian dalamnya (dagingnya) digunakan untuk bahan anyaman yang kasar atau diirat yang besar dan tebal.
Sifat bambu hitam (wulung) yaitu keadaan basah kulitnya tidak begitu keras, tetapi setelah kering menjadi sangat keras dan warnanya pun berubah menjadi hitam kecoklatan. Bagian kulit dari bambu ini memiliki daya lentur yang kurang bagus sehingga mudah patah dan mudah putus (getas/rapuh).
Sedangkan bagian dalamnya (dagingnya) dianyam kasar untuk dipakai tempat menjemur tempe/oncom.
Selain itu, permukaan bambu wulung dapat dibuat alat music angklung.
3)   Bambu Betung
Dalam dunia kerajinan, bambu ini kurang dikenal atau bahkan tidak ada hubungannya sama sekali. Tetapi dalam industry rumah, bambu ini memiliki manfaat yang besar yaitu banyak digunakan untuk kerangka-kerangka (bahan bangunan rumah yang besar), dlurung (bale-bale), jembatan darurat, dan rebungnya dijadikan bahan makanan.
Sifat bambu betung keadaan kulitnya berwarna coklat muda, bukunya tebal, dan sedikit keras.
4)   Bambu Duri
Jenis bambu ini banyak tumbuh di pinggir-pinggir sungai, rumpunnya padat (banyak) serta pohonnya memiliki banyak cabang. Sifat bambu ini yaitu memiliki tekstur yang kenyal dan uled tetapi padat, sehingga tidak bisa diirat tipis dan halus, warnanya hijau mengkilat dan memiliki daging yang tebal. Bambu ini berguna untuk pertahanan suatu kampung dan untuk menahan erosi. Selain itu,bambu duri berguna sebagai bahan baku pembubuatan kertas.
5)   Bambu Ampel
Sifat dari bambu ini sama dengan bambu duri, namunbambu ampel ini memiliki daging yang tipis sehingga lebih ringan dari bambu duri.
6)   Bambu Tutul
Disebut bambu tutul karena kulit dari bambu ini terdapat tutul-tutul berwarna hitam, coklat, sedangkan warna dasar dari bambu ini sendiri adalahwarna kuning. Bambu ini banyak dipakai untuk hiasan pada ruangan dan halaman rumah karena keunikan warnanya. Sifat dari bambu ini sendiri yaitu keras dan bagian dindingnya beruas tipis sehingga dapat juga dijadikan untuk bahan anyaman. Selain itu,pada zaman dulu bambu ini sering digunakan untuk senjata dalam perang melawan penjajah dan sering disebut dengan nama bambu runcing.
7)   Bambu Gading
Bambu ini memiliki sifat dan tekstur hampir sama dengan bambu tutul, hanya saja bambu ini tidak memiliki tutul-tutul dan warnanya hanyakuning mengkilat.
8)   Bambu Cendani (Cina)
Jenis bambu ini tidak seperti bambu  yang lain dan tidak dapat dijadikan bahan anyaman, karena batangnya kecil,dagingnya padat dan keras, tetapi memiliki ruas yang pajang. Pada waktu masih basah warnanya hijau muda, tetapi ketika sudah kering warnanya menjadi kuning keputih-putihan. Bambu ini biasanya digunakan untuk hiasan tangkai lembing dan tangkai sapu lantai. Sifat dari bambu ini sendiri yaitu keras, bagian dagingnya tebal dan uled sehingga tidak mudah pecah.
9)   Bambu Wuluh (Awi Tamiang)
Bambu wuluh hamper sama seperti bambu cendani, batangnya kecil, dagingnya tipis, ruasnya panjang. Pada waktu masih basah warnanya hijau muda, tetapi setelah keringwarnanya menjadi putih kekuning-kuningan dan mengkilat. Bambu ini digunakan untuk membuat seruling, mainan anak-anak dan untuk hiasan-hiasan. Sifat bambuwulung yaitu keras, mudah pecah, bagian dindingnya tipis, dan bagian pangkal dan ujungnya hampir sama besarnya hanya berselisih sedikit sekali.

v Cara Pengolahan Bambu
Pengolahan bambu dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1.    Bambu dipotong menurut kebutuhan
2.    Dikupas/dikerok kulitnya
3.    Dibelah
4.    Diirat pipih
5.    Diirat bulat/giling kecil
6.    Ditipiskan atau diserut
7.    Diserut bulat/digiling kecil
ü  Menebang bambu, hal ini dilakukan menggunakan gergaji gorok, pahat, bendayang digerakan oleh tangan/ sebelumnya bambu dipotong dan diukur sesuai kebutuhan atau bisa juga dipotong berdasarkan panjang ruasnya.
ü  Dikupas/dikerok, batang bambu yang akan dikerok kulitnya diletakan miring, alat yang digunakan adalah pisau pengupas. Caranya yaitu pisau ditarik ke atas, dan punggunga lengkung pisau menggesek kulit batang  bambu kemudian ditarik ke bawah dengan tekanan tangan dan tajam pisau memakan kulit bambu sehingga kulit bambu pada batang yang dikerok habis dan bersih merata.
ü  Dibelah/dibagi dua, batang bambu dibelah dari ujung ke pangkalnya. Untuk mendapatakan ukuran yang sama besar penggunaan  alat dan penekanan harus diatur keseimbangannya.
ü  Diirat pipih, hasil dari proses pembelahan dilajutkan dengan proses memperkecil belahan-belahan tadi yang dapat dilakukan dengan cara berikut:
a.       Belahan atau separuhnya dibagi dua lagi menjadi seperempat bagian,
b.      Seperempat bagian tadi debalah lagi menjadi seperdelapan bagian,
c.       Seperdelapan bagian dibagi menjadi seperenambelas bagian dan seterusnya hingga menghasilkan iratan-iratan yang kecil.
ü Setelah diirat pipih, bilah-bilah tersebut diirat menjadi  bilah-bilah yang tipis sehingga mudah untuk dianyam. Sekalipun tebal bambu berkisar antara 0,5 - 1,5cm (untuk anyaman kasar), tetapi untuk bahan anyam tidaklah semuanya dapat dipakai terutama untuk anyaman halus. Pada umumnya anyaman halus hanya memilih bambu yang mempunyai sifat uled dan lentur dengan ukuran ketebalan seperti kertas.

c.    Bahan Alam Berupa Sulun/Pohon Menjalar
Rotan tumbuh di tanah yang miring, misalnya di pegunungan, hutan dan tepi rawa. Rotan tumbuh menjalar, berumpun-rumpun dan membelit (merambat). Rotan banyak tumbuh di hutan, seperti di Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, dan Jawa. Namun rotan yang baik berasal dari hutan Kalimantan dan Sumatera.
Rotan yang dapat diperjualbelikan  terbagi menjadi 3 macam, diantaranya:
a.    Rotan Gelondongan (bentuknya utuh)
b.    Rotan Hinis (berupa iratan kulitnya saja)
c.    Rotan Pitrit (berupa iratan pada bagian dagingnya saja)

Rotan memiliki jenis dan warna yang berbeda-beda, diantaranya:
1.    Rotan Welat, rotan ini memiliki warna kelabu, teksturnya uled, liat dan lemas. Buku-bukunya tidak rata, garis tengah batangnya mencapai 3,5cm, dan panjangnya dapat mencapai 35meter.
2.    Rotan Umas, rotan inimemiliki warna kuning, teksturnya uled dan kenyal. Buku-bukunya tidak rata, besar batangnya mencapai1,5cm dan panjangnya dapat mencapai 35meter.
3.    Rotan Gelang, rotan ini memiliki warna hijau, teksturnya kenyal, uled dan agak keras. Buku-bukunya rata, besr batang sampai 2,5cm dan panjangnya dapat mencapai 40meter. Daun rotan gelang berbentuk lebar.
4.    Rotan Kerokok, rotan ini banyak tumbuh di hutan-hutan rimba. Warnanya kuning gading, teksturnya keropos tetapi pada bagian kulitnya uled. Memiliki buku-buku yang rata, besarnya dapat mencapai 4cm, dan panjang mencapai 75meter.
5.      Rotan Cacing, rotan ini banyak tumbuh pada hutan-hutan rimba ataupun di perkampungan yang berdekatan dengan hutan yang berhawa dingin. Warnanya kuning, teksturnya lemas dan uled, buku-bukunya rata, besar batangnya berkisar antara 0,5-1cm dan panjangnya mencapai 50meter.

d.   Bahan Aalam Berupa Kulit Buah
Sabut kelapa yang dapat dijadikan  bahan anyaman ialah sabut kelapa yang memiliki serat yang masih segar agar mempermudah dalam proses pengerjaanya.
Adapun tehnik untuk memperoleh sabut kelapa yang baik dapat dilakukan dengan memisahkan sabut kelapa dari buah/bijinya yang kemudian disimpan selama 3 hari 3 malam. Sesudah kering/setengah kering, hasil serat yang sudah kering menjadi kurang baik, karena:
1)   Kotoran yang melekat pada serat sukar dipisahkan
2)   Warna serat tidak putih melainkan kemerah-merahan
3)   Lemaknya lebih banyak
4)   Didalam perendaman membutuhkan waktu yang cukup lama

Jenis kelapa ada dua macam yakni:
1)   Kelapa biasa, ada yang  berwarna merah dan hijau, berbuah setelah 5 tahun.
2)   Kelapa genjah, ada yang  berwarna merah dan kuning, berbuah setelah berumur 1-2 tahun.
Sabut kelapa yang  baik dihasilkan dari buah kelapa yang sudah tua namun masih segar, nantinya sabut kelapa ini akan dibuat kerajinan anyaman berupa keset, sikat cuci dan tambang dadung.
Selain sabutnya, kelapa juga dapat dimanfaatkan daunnya. Daun yang masih muda dapat dijadikan janur untuk hiasan diacara pernikahan.
Batangnya dimanfaatkan untuk membuat kerangka rumah (usuk).
Daun kelapa yang sudah tua akan diambil lidinya untuk dijadikan sapu lidi.
Akar kelapa sering dimanfaatkan untuk kayu bakar juga untuk obat.
Tempurung kelapa bisa juga dijadikan kerajinan tangan berupa kancing, gayung, bahan pembuatan obat nyamuk, dsb.
Buahnya sendiri dimanfaatkan untuk membuat minyak sayur, santan, dsb.

C.  CARA PENGAWETAN BAHAN ANYAMAN SECARA ALAMI
1.    Pandan
Pengwetan pandan dapat dilakukan  setelah dijadikan iratan, caranya ada dua macam, yaitu:
a.    Direndam dalam lumpur
Pandan yang sudah diirat dimasukkan kedalam lumpur dengan dicampur daun jarak yang masih muda. Disamping mengawetkan tekhnik ini juga dapat memberi warna pada pandannya.
b.    Direbus
Pandan yang sudah diirat dimasukkan ke dalam air yang kemudian direbus sampai mendidih.
2.    Bambu
Dalam pengawetan bambu ini fungsinya sama dengan menghilangkan getah atau minyak bambu dan untuk menambah daya lentingnya, agar bambu tidak mudah patah saat diirat dan dianyam, serta bambu tidak mudah bubuk (insekta).
Caranya ada 4 macam, yaitu:
a.    Direndam dalam lumpur/air
Bambu yang sudah dipotong kemudian diikat supaya tidak bergerak sewaktu direndam dalam air yang mengalir (sungai). Batangnya diletakan terbalik berlawanan dengan arus air.
Perendaman memerlukan waktu selama satu minggu atau lebih,semakin lama waktu perendaman semakin baik. Cara ini banyak dilakukan di daerah dataran rendah, sedangkan di pegunungan cara ini biasanya dilakukan  dengan direndam di kolam.
b.    Diangin-angin
Proses ini dilakukan di tempat-tempat teduh seperti di bawah pohon, halaman belakang rumah,dsb. Cara ini terbilang sederhana karena hanya tinggal menyandarkan bambu yang akan dijadikan bahan kerajinan anyaman ke pohon-pohon yang teduh.
c.    Didiang
Cara ini agak rumit, karena untuk mengawetkan bambu diperlukan lubang di dalam tanah dengan ukuran panjang 60cm, lebar 30cm, dan kedalaman 20cm, yang kemudian lubang tersebut diisi bara api yang nantinya digunakan untuk mendiang bambu tersebut.
d.   Direbus
Cara ini banyak digunakan oleh perusahan-perusahaan maupun pengrajin bambu, karena teknik ini dapat dilakukan secara besar-besaran dengan membuat dapur perebusan dengan ukuran sesuai dengan kebutuhan, misalnya dapur tersebut dapat menampung bambu 10-15 batang dengan panjang kurang lebih 7m.

D.  TEKNIK PEWARNAAN
Bahan pewarna dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu bahan alam dan bahan kimia.
1.    Bahan Alam
Bahan alam yang digunakan untuk mewarnai dapat digolongkan menjadi tiga macam,yaitu:
a.    Dari batu-batuan/tambang
Batuan-batuan yang digunakan dapat berwujud batu yang berwarna dop dan juga merupakan tanah,sedangkan barang tambang berupa ter.
b.    Dari binatang
Bahan warna yang digunakan dari binatang biasanya hanya bagian tulang saja yang dibakar terlebih dahulu kemudian dihancurkan.adapun biantang yang seluruh tubuhnya digunakan sebagai pewarna hanya binatang-binatang kecil berupaseranggayang apabila dihancurkan mengeluarkan warna.
c.    Dari tumbuh-tumbuhan
Bagian tumbuh-tumbuhan yang digunakan untuk bahan pewarna yaitu bagian batang, kulit, daun, bunga/buah, batang kulit,dsb. Contohnya seperti kulit mengkudu yang menghasilkan warna kuning, kulit mahoni yang berwarna cokelat, kulit salam berwarna cokelat muda,dsb.
2.    Bahan Kimia
Bahan pewarna yang terdiri dari hasil proses kimiawi cukup banyak macamnya, seperti cat air, cat minyak, analin, wenter, basis/celep, wantek, dll.
Cara mewarnai bahan anyaman secara kimiawi dapat dilakukan dengan cara:
a.    Teknik pewarnaan panas
Teknik ini dilakukan dengan cara memanaskan air yang kemudian diberi pewarna yang kemudian direbus bersama bahan anyaman yang akan diberi warna sampai warna tersebut benar-benar melekat pada bahan anyaman yang direbus tadi.

E.   TEKNIK ANYAMAN
Yang dimaksud dengan teknik anyaman ialah cara atau metode yang memberikan arahan atau petunjuk  untuk membuat kerajinan anyaman dengan cara yang mudah dengan hasil yang baik.
Teknik anyaman merupaka pengetahuan yang harus dimiliki penganyam sebelum ia mengerjakan sebuah anyaman, teknik ini memberitahu penganyam tentang cara memulai dan mengakhiri sebuah anyaman serta car meletakan dan menyusupkan iratan-iratan sehigga hasil pekerjaannya menjadi sempurna.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa pita-pita yang akan dianyam menurut kedudukannya dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu lungsi (sebagai pita dasar) dan pakan (sebagai pita penganyam). Sedangkan dalam proses menganyam dikenal dengan dua macam sistem pokok yakni anyaman tegak dan anyaman serong.
Anyaman tegak merupakan anyaman yang letak lungsinya tegak lurus dengan si penganyam, sedangkan pakannya sejajar dengan sipenganyam.
Anyaman serong merupakan anyaman yang letak lungsi dan pakannya tegak lurus susunanya tetapi keduanya terletak menyimpang  45 derajat ke kiri dan ke kanan terhadap si penganyam.
 Adapun perpaduan antara anyaman tegak dan anyaman serong  pada hakekatnya terletak pada arah iratan lungsinya.
Selain anyaman tegak dan anyaman serong ada beberapa teknik lagi, diantaranya:
·         Anyaman kombinasi, merupakan perpaduan antara anyaman tegak dan anyaman serong,
·         Anyaman pita, merupakan anyaman yang dibuat hanya dalam beberapa jalur pita dan anyaman jadinya memanjang, dapat dibentuk dengan iratan pipih atau bulat yang sifatnya lentur,
·         Anyaman melingkar, merupakan anyaman yang lungsinya merupakan jari-jari dan pakannya melingkar dari pusat ke arah luar. Bahan yang cocok untuk anyaman ini adalah rotan, sedangkan jika menggunakan bambu diperlukan ketekunan yang lebih tinggi,
·         Anyaman dasar setali, merupakan anyaman yang tak bersambung. Contohnya seperti tapik kasur.

v Motif-motif pada anyaman
1.    Anyaman rapat dan anyaman renggang
Pembagian jenis anyaman menjadi motif anyaman rapat dan renggang sebenarnya hanya suatu sistematika saja. Jika ditinjau dari segi lain tentunya akan meghasilkan jenis anyaman yang berbeda. Pembagian jenis ini didasarkan pada posisi dari pakan dan lungsi itu sendiri. Pada motif anyaman rapat lungsi danpakannya terlihat berjajar, berimpit-impit seakan-akan tidak ada jarak. Sedangkan pada anyaman renggang antara lungsi dan pakannya terlihat ada jarak.

2.    Anyaman Sasak
Kita laksanakan dengan bentuk anyaman rapat yang langkah lungsi/pakannya satu-satu (timbul satu,menyusup satu). Dalam membuat anyaman seperti ini terbilang sulit bila dibandingkan dengan cara anyaman yang langkahnya lebih dari satu. Sebab dengan langkah satu-satu ini jika kita ingin merapatkan antara lungsi dan pakan yang berjajar berdampingan akan sulit terlebih lagi jika iratan anyaman yang kita gunakan berukuran tebal. Itulah sebabnya penganyam anyaman bilik yang tebal-tebal iratannya menggunakan pemukul dari kayu untuk merapatkan anyaman.
3.    Anyaman Kepar

Jika dalam anyaman sasak langkah menganyamnya menggunakan langkah satu-satu, pada anyaman kepar ini langkah yang digunnakan adalah dua-dua atau lebih (menyusup satu, tibulnya lungsi dan pakan bergantian). Motif anyaman kepar ini sama halnya dengan anyaman sasak dapat dilaksanakan melalui dua sistem yakni anyaman tegak dan anyaman serong.

1 komentar:

  1. Apple Watch Stainless Steel vs Titanium Lines
    If you've titanium quartz ever looked at Apple Watch, ford fusion hybrid titanium the stainless steel is 2013 ford focus titanium hatchback one of the titanium belly rings best-in-class stainless steel ford edge titanium 2021 watches with an impressive,

    BalasHapus