KERAJINAN ANYAMAN
A. PENGERTIAN
KEGIATAN ANYAMAN
Sebelum
kita membahas lebih dalam mengenai
kerajinan anyaman, kita harus tahu terlebih dahulu pengertian dari anyaman itu
sendiri.
Anyaman merupakan suatu kegiatan
keterampilan masyarakat dalam membuat barang atau benda dengan cara atau teknik
susup menyusup antara lungsi dan pakan.
Lungsi
merupakan pita atau daun anyaman yang tegak lurus dengan si penganyam,
sedangkan pakan merupakan pita atau daun anyaman yang disilangkan atau
disusupkan pada lungsi., untuk lebih jelas memahami pengertian dari lungsi dan
pakan dapat dilihat dari gambar di bawah ini:
8
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
6
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
|
|
|
|
|
|
|
|
1
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
A
|
B
|
C
|
D
|
E
|
F
|
G
|
H
|
lungsi
|
Dari gambar di atas dapat dilihat
lungsi ditunjukan dengan huruf A-H yang posisinya tegak lurus dengan si
penganyam, sedangkan pakan ditunjukan dengan angka 1-8 yang berupa pita
(berwarna hijau) yang disusupkan pada lungsi.
Kegiatan anyaman sudah ada sejak
zaman nenek moyang kita, sehingga kegiatan ini wajib kita lestarikan. Selain
sebagai peninggalan seni kegiatan anyaman ini merupakan mata pencaharian
ataupun sebagai usaha sambilan yang hasilnya cukup menjanjikan, selain dapat
keuntungan dari kegiatan usahanya secara tidak langsung kita telah menjaga
warisan dari nenek moyang kita agar tetap hidup.
Perkembangan kerajinan anyaman itu
sendiri asal mulanya merupakan suatu kegiatan usaha ekonomi dalam pembuatan
anyaman yang dikembangkan oleh sebagian masyarakat Indonesia dengan cara
menitikberatkan pada keahlian tangan yang dimiliki, yang bertujuan untuk
mencukupi kebutuhan sehari-hari masyarakat.
Untuk
mencukupi kebutuhan masyarakat tersebut dapat dicapai dengan sistem kerja
kelompok dan mendirikan industry anyaman di tempat yang mempunyai fasilitas
baik dan membawa keuntungan.
Adapun fungsi utama dari barang
kerajinan anyaman adalah barang jadi yang dapat digunakan langsung oleh
masyarakat. Hal ini sangat erat hubungannya dengan pengadaan bahan baku, bahan
pembantu, dan peralatan, yang semua itu berkaitan erat dengan perkembangan
teknologi maupun penemuan baru yang akan mencukupi kebutuhan masyarakat.
Kerajinan
anyaman yang memilika ciri khas perlu dipertahankan kelangsungan hidupnya,
mengingat banyak kekayaan alam berupa tumbuh-tumbuhan yang dapatdiproses atau
dijadikan sebagai bahan baku pembuatan
anyaman. Hasil anyaman yangdiarahkan pada barang jadi pada dasarnya dapat digolongkan menjadi beberapa macam,
diantaranya:
1. Anyaman
dasar atau polos
2. Anyaman
bervariasi
3. Anyaman
runtug
4. Anyaman
membelit,dsb.
Hasil
anyaman yang dapat dipakai sehari-hari untuk masyarakat, diantaranya:
1. Barang-arang
untuk keperluan alat rumah tangga
2. Barang-barang
untukkeperluan alat dapur
3. Barang-barang
untuk keperluan alat hias,seperti hiasan pada dinding,dll.
B. BAHAN
KERAJINAN ANYAMAN
Sebelum mengerjakan kegiatan
anyaman, seorang pengrajin secara teoritis harus mengetahui tentang sifat dan
kapasitas bahan yang akan digunakan. Untuk membuat barang anyaman diperlukan
beberapa macam bahan, yakni bahan pokook dan bahan pembantu serta peralatan
yang akan digunakan.
1. Bahan
pokok,dapat dibagimenjadi dua macam,yaitu:
a. Bahan
alam, terdiri dari:
1) Jenis
daun
2) Jenis
batang
3) Jenis
sulun (pohon menjalar)
4) Jenis
kulit buah
b. Bahan
sintetis, terdiri dari:
1) Bahan
asri (asli) berupa kulit binatang
2) Bahan
buatan, berupa plastic, karet, kain, kertas, jenis kulit mitasi,dsb.
2. Bahan
pembantu, yang terdiri dari:
a. Pemaku
b. Pengikat
c. Perekat
a. Bahan
Alam berupa daun, seperti daun pandan, mendong, daun gebang, daun
siwalan/lontar/bambu, dan daun rami.
1) Daun
Pandan
Daun pandan merupakan bahan kerajinan
anyaman yang dapat digunakan untuk
membuat benda-benda kerajinan sampai pada kerajinan yang mepunyai nilai seni
yang cukup tinggi serta dapat pula menjadi sumber penghasilan. Pandan yang
terdapat di Indonesia banyak sekali macamnya dan setiap pandan itu memiliki
ciri-ciri tersendiri, misalnya pandan duri dan pandan wangi.
Pandan duri yang dapat digunakan untuk
bahan nayaman memiliki ciri-ciri seperti durinya panjang dan tajam, daunnya
agak keras dengan duri yang jarang dan besar-besar.
Macam-macam pandan duri yang dapat
digunakan sebagai bahan kerajinan anyaman, diataranya:
a) Pandan
Semak
pandan
semak terdapat di Indonesia khususnya di daerah Priangan Tangerang, dan
Sumatera Barat. Ditiap daerah memiliki nama-nama tersendiri, seperti nama
Pandan Samak di daerah Sunda, Pandan Cucuk di daerah Banten, PandanKapur/Pandan
Putih di daerah Tangerang,dsb. Pandan ini kasar dan tumbuh di semak-semak.
b) Pandan
Jaksi
Jenis
pandan ini terdapat di Tasikmalaya Jawa Barat, dan sangat baik dijadikan bahan
untuk kerajinan anyaman karena daunnya memiliki tekstur yang lembut dan lemas
serta warnanya putih. Pandan ini biasa tumbuh di tanah yang kosong,
kebun-kebun, pinggir-pinggir sungai,dsb. Jenis pandan ini tidak memiliki biji,
sehingga cara memperbanyak tanaman jaksi ini dilakukan dengan cara menanam
tunas-tunas yang tumbuh menggantung pada akarnya
c) Pandan
Sari
Pandan
Sari banyak tumbuh di daerah Jawa Barat dan Jawa Tengah, daunnya memiliki duri
yang halus dan teksturnya tidak keras.
d) Pandan
Laut
Jenis
pandan ini banyak tumbuh dipesisir pantai. Pandan ini tumbuh secara liar
sehingga tidak ada pemeliharaan yang khusus, selain itu pandan ini juga
memiliki tekstur yang agak kasar.
e) Pandan
Batok
Pandan
ini banyak tumbuh di daerah panas seperti di daerah Blora dan memiliki duri
yang keras.
f) Pandan
Jaran
Pandan
ini banyak tumbuh di daerah Kedu, digunakan untuk bahan anyaman yang kasar
karena daunnya memiliki tekstur yang getas dan rapuh.
g) Pandan
Rengseng
Pandan
ini banyak tumbuh di daerah Bogor, memilki daun yang kecil dan lebih pendek
dari pandan jaksi. Pada umumnya digunakan untuk peahen erosi dan banyak ditanam
di tanah yang miring.
v Cara
Menanam Pandan
Meskipun tergolong tanaman liar, namun pandan
dapat juga dibudidayakan dengan cara sebagai berikut:
a. Buat
lubang pada tanah terlebih dahulu dengan ukuran panjang 25cm, lebar 20cm,
kedalaman 15cm dengan jarak 3/4m dari setiap lubang. Pemberian jarak tanam ini
dimaksudkan agar pandan dapat tumbuh dengan baik, dan juga akan mempermudah
dalam proses pemanenan.
b. Ambil
bibit yang baik dari pandan yang tumbuh liar dan yang sudah besar pohonnya,
c. bibit/tunas
yang memiliki akar yang menggantung tersebut dipotong dan ditanam pada lubang
yang telah disiapkan sebelumnya.
v Cara
Pengolahan Pandan
Adapun
pengolahan daun pandan ini dapat dilakukan dengan cara:
1. Daun
pandan dipotong
2. Diirat
(dihilangkan durinya), alat untuk mengirat daun pandan disebut suakan
3. Direbus
4. Direndam
5. Dijemur
6. Dianyam
2) Daun
Gebang
Pohon gebang merupakan pohon yang
sejenis dengan pohon kelapa, siwalan ataupun lontar, tetapi daunnya sama dengan
pohon palm panama. Pohon gebang banyak tumbuh
di dataran rendah seperti di Sentolo,Yogyakarta Barat, sehingga
masyarakat Sentolo banyak menghasilkan kerajinan tenun menggunakan bahan dari
gebang. Selain itu lidinya dapat juga dijadikan kerajinan tangan. Tanaman
gebang dapat dipotong daunnya setelah usianya mencapai 10-15 tahun. Daun gebang
dan lidinya dapat dimanfaatkan sebagai bagan sistem tenun gendong, macam-macam
rege bentuk teruntum, tempat buah-buahan, dsb.
Pengolahan gebang dari mulaipenanaman
sampai daunnya dapat dipotong setelah mencapai umur 7-10 tahun. Memotong daun
gebang memiliki tehnik tersendiri agar nantinya tidak berpengaruh terhadap
pertumbuhan yang selanjutnya,yakni dengan cara memotong separuh (setengahnya)
saja. Jika pemotongan dilakukan seenaknya tentu akan berpengaruh terhadap
pertumbuhan dari tanaman itu sendiri dan juga tanaman gebang akan mudah rusak.
Sesudah lapisan daun gebang itu membelah antara lapisan dalam dan lapisan luar,
maka dua bagian tersebut dapat memperoleh dua lapis daun, yaitu lapisan dalam
dan lapisan luar.
a) Lapisan
Luar
Dalam
pencapaiannya diserut menggunakan pisau yang tidak tajam, maksudnya untuk melepaskan
kulit daun dengan dagingnya. Selanjutnya direndam pada air biasa untuk
menghilangkan zat-zat yang terdapat pada daun tersebut.
b) Lapisan/Kulit
Dalam
Bagian
kulit dalam ini langsung direndam selama 5-6 jam, selanjutnya kulit yang sudah
direndam diserut/dihaluskan. tahap ini merupakan pengolahan barang mentah
menjadi barang setengah jadi yang selanjutnya dijemur sampai kering dan setelah
kering daun gebang ini disobeki sesuai dengan kebutuhan. Dua bagian daun
tersebut dapat dibedakan menjadi
ü Lapisan/kulit
luar yang disebut agel kasar
ü Lapisan/kulit
dalam yang disebut agel halus
b. Bahan
Alam Berupa Batang
Bambu termasuk kedalam suku graminse/
rumput-rumputan yang tumbuh berumpun-rumpun dan banyak terdapat di dataran
rendah hingga pegunungan.
Batang-batang bambu terdiri dari
serat-serat lurus memanjang yang membentuk batang dan beruas-ruas serta
berlubang-lubang.
Ditinjau dari kegunaannya bambu dapat
digolongkan menjadi beberapa penggunaan, yaitu:
1) Untuk
keperluan bangunan rumah
2) Untuk
kegiatan industry
3) Untuk
bahan kerajinan
4) Untuk
hiasan, dsb.
Selain di Indonesia bambu juga dapat
kita temui di beberapa Negara lain seperti di India, Malaysia, Filipina, Cina,
Jepang dan Taiwan.
Macam-macam
bambu yang tumbuh di Indonesia:
1) Bambu
Tali/Apus
Bambu
ini sangat penting ditanam oleh rakyat, sebab daya gunaya sangat banyak dari
mulai keperluan alat rumah tangga sampai kerajinan tangan karena mempunyai daya
lenting yang tinggi.
Sifat
bambu tali yang masih muda/basah warnanya hijau dan tidak keras, tetapi
apabilasudah kering warnanya berubah menjadi putih kekuning-kuningan, liat
(tidak mudah putus) dan sangat cocok untuk bahan kerajinan.
2) Bambu
Hitam/Wulung
Jenis
bambu ini banyak tumbuh di Pulau Jawa, digunakan sebagai bahan anyaman, tetapi
hanya bagian luarnya atau kulitnya yang
baik untuk anyaman,kalau bagian dalamnya (dagingnya) digunakan untuk bahan
anyaman yang kasar atau diirat yang besar dan tebal.
Sifat
bambu hitam (wulung) yaitu keadaan basah kulitnya tidak begitu keras, tetapi
setelah kering menjadi sangat keras dan warnanya pun berubah menjadi hitam
kecoklatan. Bagian kulit dari bambu ini memiliki daya lentur yang kurang bagus
sehingga mudah patah dan mudah putus (getas/rapuh).
Sedangkan
bagian dalamnya (dagingnya) dianyam kasar untuk dipakai tempat menjemur tempe/oncom.
Selain
itu, permukaan bambu wulung dapat dibuat alat music angklung.
3) Bambu
Betung
Dalam
dunia kerajinan, bambu ini kurang dikenal atau bahkan tidak ada hubungannya
sama sekali. Tetapi dalam industry rumah, bambu ini memiliki manfaat yang besar
yaitu banyak digunakan untuk kerangka-kerangka (bahan bangunan rumah yang
besar), dlurung (bale-bale), jembatan darurat, dan rebungnya dijadikan bahan
makanan.
Sifat
bambu betung keadaan kulitnya berwarna coklat muda, bukunya tebal, dan sedikit
keras.
4) Bambu
Duri
Jenis
bambu ini banyak tumbuh di pinggir-pinggir sungai, rumpunnya padat (banyak)
serta pohonnya memiliki banyak cabang. Sifat bambu ini yaitu memiliki tekstur
yang kenyal dan uled tetapi padat, sehingga tidak bisa diirat tipis dan halus,
warnanya hijau mengkilat dan memiliki daging yang tebal. Bambu ini berguna
untuk pertahanan suatu kampung dan untuk menahan erosi. Selain itu,bambu duri
berguna sebagai bahan baku pembubuatan kertas.
5) Bambu
Ampel
Sifat
dari bambu ini sama dengan bambu duri, namunbambu ampel ini memiliki daging
yang tipis sehingga lebih ringan dari bambu duri.
6) Bambu
Tutul
Disebut
bambu tutul karena kulit dari bambu ini terdapat tutul-tutul berwarna hitam,
coklat, sedangkan warna dasar dari bambu ini sendiri adalahwarna kuning. Bambu
ini banyak dipakai untuk hiasan pada ruangan dan halaman rumah karena keunikan
warnanya. Sifat dari bambu ini sendiri yaitu keras dan bagian dindingnya beruas
tipis sehingga dapat juga dijadikan untuk bahan anyaman. Selain itu,pada zaman
dulu bambu ini sering digunakan untuk senjata dalam perang melawan penjajah dan
sering disebut dengan nama bambu runcing.
7) Bambu
Gading
Bambu
ini memiliki sifat dan tekstur hampir sama dengan bambu tutul, hanya saja bambu
ini tidak memiliki tutul-tutul dan warnanya hanyakuning mengkilat.
8) Bambu
Cendani (Cina)
Jenis
bambu ini tidak seperti bambu yang lain
dan tidak dapat dijadikan bahan anyaman, karena batangnya kecil,dagingnya padat
dan keras, tetapi memiliki ruas yang pajang. Pada waktu masih basah warnanya
hijau muda, tetapi ketika sudah kering warnanya menjadi kuning keputih-putihan.
Bambu ini biasanya digunakan untuk hiasan tangkai lembing dan tangkai sapu
lantai. Sifat dari bambu ini sendiri yaitu keras, bagian dagingnya tebal dan
uled sehingga tidak mudah pecah.
9) Bambu
Wuluh (Awi Tamiang)
Bambu
wuluh hamper sama seperti bambu cendani, batangnya kecil, dagingnya tipis,
ruasnya panjang. Pada waktu masih basah warnanya hijau muda, tetapi setelah
keringwarnanya menjadi putih kekuning-kuningan dan mengkilat. Bambu ini
digunakan untuk membuat seruling, mainan anak-anak dan untuk hiasan-hiasan.
Sifat bambuwulung yaitu keras, mudah pecah, bagian dindingnya tipis, dan bagian
pangkal dan ujungnya hampir sama besarnya hanya berselisih sedikit sekali.
v Cara
Pengolahan Bambu
Pengolahan bambu dapat dilakukan dengan
cara sebagai berikut:
1. Bambu
dipotong menurut kebutuhan
2. Dikupas/dikerok
kulitnya
3. Dibelah
4. Diirat
pipih
5. Diirat
bulat/giling kecil
6. Ditipiskan
atau diserut
7. Diserut
bulat/digiling kecil
ü Menebang
bambu, hal ini dilakukan menggunakan gergaji gorok, pahat, bendayang digerakan
oleh tangan/ sebelumnya bambu dipotong dan diukur sesuai kebutuhan atau bisa
juga dipotong berdasarkan panjang ruasnya.
ü Dikupas/dikerok,
batang bambu yang akan dikerok kulitnya diletakan miring, alat yang digunakan
adalah pisau pengupas. Caranya yaitu pisau ditarik ke atas, dan punggunga
lengkung pisau menggesek kulit batang
bambu kemudian ditarik ke bawah dengan tekanan tangan dan tajam pisau
memakan kulit bambu sehingga kulit bambu pada batang yang dikerok habis dan
bersih merata.
ü Dibelah/dibagi
dua, batang bambu dibelah dari ujung ke pangkalnya. Untuk mendapatakan ukuran
yang sama besar penggunaan alat dan
penekanan harus diatur keseimbangannya.
ü Diirat
pipih, hasil dari proses pembelahan dilajutkan dengan proses memperkecil
belahan-belahan tadi yang dapat dilakukan dengan cara berikut:
a. Belahan
atau separuhnya dibagi dua lagi menjadi seperempat bagian,
b. Seperempat
bagian tadi debalah lagi menjadi seperdelapan bagian,
c. Seperdelapan
bagian dibagi menjadi seperenambelas bagian dan seterusnya hingga menghasilkan
iratan-iratan yang kecil.
ü Setelah
diirat pipih, bilah-bilah tersebut diirat menjadi bilah-bilah yang tipis sehingga mudah untuk
dianyam. Sekalipun tebal bambu berkisar antara 0,5 - 1,5cm (untuk anyaman
kasar), tetapi untuk bahan anyam tidaklah semuanya dapat dipakai terutama untuk
anyaman halus. Pada umumnya anyaman halus hanya memilih bambu yang mempunyai
sifat uled dan lentur dengan ukuran ketebalan seperti kertas.
c. Bahan
Alam Berupa Sulun/Pohon Menjalar
Rotan tumbuh di tanah yang miring,
misalnya di pegunungan, hutan dan tepi rawa. Rotan tumbuh menjalar,
berumpun-rumpun dan membelit (merambat). Rotan banyak tumbuh di hutan, seperti
di Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, dan Jawa. Namun rotan yang baik berasal dari
hutan Kalimantan dan Sumatera.
Rotan yang dapat diperjualbelikan terbagi menjadi 3 macam, diantaranya:
a. Rotan
Gelondongan (bentuknya utuh)
b. Rotan
Hinis (berupa iratan kulitnya saja)
c. Rotan
Pitrit (berupa iratan pada bagian dagingnya saja)
Rotan
memiliki jenis dan warna yang berbeda-beda, diantaranya:
1. Rotan
Welat, rotan ini memiliki warna kelabu, teksturnya uled, liat dan lemas.
Buku-bukunya tidak rata, garis tengah batangnya mencapai 3,5cm, dan panjangnya
dapat mencapai 35meter.
2. Rotan
Umas, rotan inimemiliki warna kuning, teksturnya uled dan kenyal. Buku-bukunya
tidak rata, besar batangnya mencapai1,5cm dan panjangnya dapat mencapai
35meter.
3. Rotan
Gelang, rotan ini memiliki warna hijau, teksturnya kenyal, uled dan agak keras.
Buku-bukunya rata, besr batang sampai 2,5cm dan panjangnya dapat mencapai
40meter. Daun rotan gelang berbentuk lebar.
4. Rotan
Kerokok, rotan ini banyak tumbuh di hutan-hutan rimba. Warnanya kuning gading,
teksturnya keropos tetapi pada bagian kulitnya uled. Memiliki buku-buku yang
rata, besarnya dapat mencapai 4cm, dan panjang mencapai 75meter.
5. Rotan
Cacing, rotan ini banyak tumbuh pada hutan-hutan rimba ataupun di perkampungan
yang berdekatan dengan hutan yang berhawa dingin. Warnanya kuning, teksturnya
lemas dan uled, buku-bukunya rata, besar batangnya berkisar antara 0,5-1cm dan
panjangnya mencapai 50meter.
d. Bahan
Aalam Berupa Kulit Buah
Sabut kelapa yang dapat dijadikan bahan anyaman ialah sabut kelapa yang
memiliki serat yang masih segar agar mempermudah dalam proses pengerjaanya.
Adapun tehnik untuk memperoleh sabut
kelapa yang baik dapat dilakukan dengan memisahkan sabut kelapa dari
buah/bijinya yang kemudian disimpan selama 3 hari 3 malam. Sesudah
kering/setengah kering, hasil serat yang sudah kering menjadi kurang baik,
karena:
1) Kotoran
yang melekat pada serat sukar dipisahkan
2) Warna
serat tidak putih melainkan kemerah-merahan
3) Lemaknya
lebih banyak
4) Didalam
perendaman membutuhkan waktu yang cukup lama
Jenis
kelapa ada dua macam yakni:
1) Kelapa
biasa, ada yang berwarna merah dan
hijau, berbuah setelah 5 tahun.
2) Kelapa
genjah, ada yang berwarna merah dan
kuning, berbuah setelah berumur 1-2 tahun.
Sabut kelapa yang baik dihasilkan dari buah kelapa yang sudah
tua namun masih segar, nantinya sabut kelapa ini akan dibuat kerajinan anyaman
berupa keset, sikat cuci dan tambang dadung.
Selain sabutnya, kelapa juga dapat
dimanfaatkan daunnya. Daun yang masih muda dapat dijadikan janur untuk hiasan
diacara pernikahan.
Batangnya
dimanfaatkan untuk membuat kerangka rumah (usuk).
Daun
kelapa yang sudah tua akan diambil lidinya untuk dijadikan sapu lidi.
Akar
kelapa sering dimanfaatkan untuk kayu bakar juga untuk obat.
Tempurung
kelapa bisa juga dijadikan kerajinan tangan berupa kancing, gayung, bahan
pembuatan obat nyamuk, dsb.
Buahnya
sendiri dimanfaatkan untuk membuat minyak sayur, santan, dsb.
C. CARA
PENGAWETAN BAHAN ANYAMAN SECARA ALAMI
1. Pandan
Pengwetan
pandan dapat dilakukan setelah dijadikan
iratan, caranya ada dua macam, yaitu:
a. Direndam
dalam lumpur
Pandan
yang sudah diirat dimasukkan kedalam lumpur dengan dicampur daun jarak yang
masih muda. Disamping mengawetkan tekhnik ini juga dapat memberi warna pada
pandannya.
b. Direbus
Pandan
yang sudah diirat dimasukkan ke dalam air yang kemudian direbus sampai
mendidih.
2. Bambu
Dalam
pengawetan bambu ini fungsinya sama dengan menghilangkan getah atau minyak bambu
dan untuk menambah daya lentingnya, agar bambu tidak mudah patah saat diirat
dan dianyam, serta bambu tidak mudah bubuk (insekta).
Caranya
ada 4 macam, yaitu:
a. Direndam
dalam lumpur/air
Bambu
yang sudah dipotong kemudian diikat supaya tidak bergerak sewaktu direndam
dalam air yang mengalir (sungai). Batangnya diletakan terbalik berlawanan
dengan arus air.
Perendaman
memerlukan waktu selama satu minggu atau lebih,semakin lama waktu perendaman
semakin baik. Cara ini banyak dilakukan di daerah dataran rendah, sedangkan di
pegunungan cara ini biasanya dilakukan
dengan direndam di kolam.
b. Diangin-angin
Proses
ini dilakukan di tempat-tempat teduh seperti di bawah pohon, halaman belakang
rumah,dsb. Cara ini terbilang sederhana karena hanya tinggal menyandarkan bambu
yang akan dijadikan bahan kerajinan anyaman ke pohon-pohon yang teduh.
c. Didiang
Cara
ini agak rumit, karena untuk mengawetkan bambu diperlukan lubang di dalam tanah
dengan ukuran panjang 60cm, lebar 30cm, dan kedalaman 20cm, yang kemudian
lubang tersebut diisi bara api yang nantinya digunakan untuk mendiang bambu
tersebut.
d. Direbus
Cara
ini banyak digunakan oleh perusahan-perusahaan maupun pengrajin bambu, karena
teknik ini dapat dilakukan secara besar-besaran dengan membuat dapur perebusan
dengan ukuran sesuai dengan kebutuhan, misalnya dapur tersebut dapat menampung bambu
10-15 batang dengan panjang kurang lebih 7m.
D. TEKNIK
PEWARNAAN
Bahan
pewarna dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu bahan alam dan bahan kimia.
1. Bahan
Alam
Bahan
alam yang digunakan untuk mewarnai dapat digolongkan menjadi tiga macam,yaitu:
a. Dari
batu-batuan/tambang
Batuan-batuan
yang digunakan dapat berwujud batu yang berwarna dop dan juga merupakan
tanah,sedangkan barang tambang berupa ter.
b. Dari
binatang
Bahan
warna yang digunakan dari binatang biasanya hanya bagian tulang saja yang
dibakar terlebih dahulu kemudian dihancurkan.adapun biantang yang seluruh
tubuhnya digunakan sebagai pewarna hanya binatang-binatang kecil
berupaseranggayang apabila dihancurkan mengeluarkan warna.
c. Dari
tumbuh-tumbuhan
Bagian
tumbuh-tumbuhan yang digunakan untuk bahan pewarna yaitu bagian batang, kulit,
daun, bunga/buah, batang kulit,dsb. Contohnya seperti kulit mengkudu yang
menghasilkan warna kuning, kulit mahoni yang berwarna cokelat, kulit salam
berwarna cokelat muda,dsb.
2. Bahan
Kimia
Bahan
pewarna yang terdiri dari hasil proses kimiawi cukup banyak macamnya, seperti
cat air, cat minyak, analin, wenter, basis/celep, wantek, dll.
Cara
mewarnai bahan anyaman secara kimiawi dapat dilakukan dengan cara:
a. Teknik
pewarnaan panas
Teknik
ini dilakukan dengan cara memanaskan air yang kemudian diberi pewarna yang
kemudian direbus bersama bahan anyaman yang akan diberi warna sampai warna
tersebut benar-benar melekat pada bahan anyaman yang direbus tadi.
E. TEKNIK
ANYAMAN
Yang dimaksud dengan teknik anyaman
ialah cara atau metode yang memberikan arahan atau petunjuk untuk membuat kerajinan anyaman dengan cara
yang mudah dengan hasil yang baik.
Teknik anyaman merupaka pengetahuan yang
harus dimiliki penganyam sebelum ia mengerjakan sebuah anyaman, teknik ini
memberitahu penganyam tentang cara memulai dan mengakhiri sebuah anyaman serta
car meletakan dan menyusupkan iratan-iratan sehigga hasil pekerjaannya menjadi
sempurna.
Seperti yang sudah
dijelaskan sebelumnya bahwa pita-pita yang akan dianyam menurut kedudukannya
dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu lungsi (sebagai pita dasar) dan pakan
(sebagai pita penganyam). Sedangkan dalam proses menganyam dikenal dengan dua
macam sistem pokok yakni anyaman tegak dan anyaman serong.
Anyaman tegak merupakan anyaman yang
letak lungsinya tegak lurus dengan si penganyam, sedangkan pakannya sejajar
dengan sipenganyam.
Anyaman serong merupakan anyaman yang
letak lungsi dan pakannya tegak lurus susunanya tetapi keduanya terletak
menyimpang 45 derajat ke kiri dan ke
kanan terhadap si penganyam.
Adapun perpaduan antara anyaman tegak dan
anyaman serong pada hakekatnya terletak
pada arah iratan lungsinya.
Selain anyaman tegak dan anyaman serong
ada beberapa teknik lagi, diantaranya:
·
Anyaman kombinasi, merupakan perpaduan
antara anyaman tegak dan anyaman serong,
·
Anyaman pita, merupakan anyaman yang
dibuat hanya dalam beberapa jalur pita dan anyaman jadinya memanjang, dapat
dibentuk dengan iratan pipih atau bulat yang sifatnya lentur,
·
Anyaman melingkar, merupakan anyaman
yang lungsinya merupakan jari-jari dan pakannya melingkar dari pusat ke arah
luar. Bahan yang cocok untuk anyaman ini adalah rotan, sedangkan jika
menggunakan bambu diperlukan ketekunan yang lebih tinggi,
·
Anyaman dasar setali, merupakan anyaman
yang tak bersambung. Contohnya seperti tapik kasur.
v Motif-motif
pada anyaman
1. Anyaman
rapat dan anyaman renggang
Pembagian
jenis anyaman menjadi motif anyaman rapat dan renggang sebenarnya hanya suatu
sistematika saja. Jika ditinjau dari segi lain tentunya akan meghasilkan jenis
anyaman yang berbeda. Pembagian jenis ini didasarkan pada posisi dari pakan dan
lungsi itu sendiri. Pada motif anyaman rapat lungsi danpakannya terlihat
berjajar, berimpit-impit seakan-akan tidak ada jarak. Sedangkan pada anyaman
renggang antara lungsi dan pakannya terlihat ada jarak.
2. Anyaman
Sasak
Kita
laksanakan dengan bentuk anyaman rapat yang langkah lungsi/pakannya satu-satu
(timbul satu,menyusup satu). Dalam membuat anyaman seperti ini terbilang sulit
bila dibandingkan dengan cara anyaman yang langkahnya lebih dari satu. Sebab
dengan langkah satu-satu ini jika kita ingin merapatkan antara lungsi dan pakan
yang berjajar berdampingan akan sulit terlebih lagi jika iratan anyaman yang
kita gunakan berukuran tebal. Itulah sebabnya penganyam anyaman bilik yang tebal-tebal
iratannya menggunakan pemukul dari kayu untuk merapatkan anyaman.
3. Anyaman
Kepar
Jika
dalam anyaman sasak langkah menganyamnya menggunakan langkah satu-satu, pada
anyaman kepar ini langkah yang digunnakan adalah dua-dua atau lebih (menyusup
satu, tibulnya lungsi dan pakan bergantian). Motif anyaman kepar ini sama
halnya dengan anyaman sasak dapat dilaksanakan melalui dua sistem yakni anyaman
tegak dan anyaman serong.
Apple Watch Stainless Steel vs Titanium Lines
BalasHapusIf you've titanium quartz ever looked at Apple Watch, ford fusion hybrid titanium the stainless steel is 2013 ford focus titanium hatchback one of the titanium belly rings best-in-class stainless steel ford edge titanium 2021 watches with an impressive,